INILAH.COM, Jakarta – Front Pembela Islam (FPI) menilai film 2012 mengandung nilai kemusyrikan. Organisasi yang dipimpin Habib Rizieq itu pun berencana melakukan 'sweeping'.
Sweeping yang dilakukan FPI ini bukan bertujuan menarik peredaran film yang menceritakan kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012 berdasarkan ramalan suku Maya. Namun, sweeping FPI lebih ditujukkan pada dampak dari film itu terhadap masyarakat Indonesia.
"Jangan sampai setelah nonton film itu (2012, red) jadi membuat aktivitas dan kinerja pemerintah jadi menurun. Mentang-mentang 2012 mau kiamat, jadi malas-malasan menyelesaikan tugasnya sebagai wakil rakyat. Padahal pemerintahan baru akan berakhir pada 2014," ujar salah satu anggota FPI Mustafa kepada INILAH.COM, Jakarta, Senin (16/11).
Salah satu dampak negatif ini, menurut Mustafa, mungkin sekali terjadi karena tingkat kejenuhan para pejabat sejak mencuatnya kasus korupsi yang menjadi sangat tinggi. FPI khawatir, ada pihak-pihak yang sengaja membuat reaksi agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Sebelumnya, FPI menilai, film yang dipromosikan besar-besaran dan diputar secara serentak di dunia itu tidak mengandung unsur hiburan sama sekali. Film yang menceritakan kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012 itu dianggapnya hanya mengandung doktrin bahwa hari kiamat sebentar lagi akan datang dan manusia harus cepat-cepat bertobat.
"Film 2012 nampaknya bisa menghipnotis semua orang yang menonton bahwa kiamat memang nyata akan terjadi pada saat itu. Percaya dengan film itu sama saja dengan musyrik